Rabu, 13 Februari 2013

puisi ku






Keindahan Bromo

Lautan pasir terbentang begitu luas
Memancarkan aura keindahan
Menyejukan mata yang memandang
Walau hanya sebagian

Kini, udara yang menusuk perlahan menghilang
Ditelan angin yang semakin kencang
Menyambut suka cita dan haruan
Dalam sayup sayup pepohonan

Kicauan burung menambah warna warni di pagi hari
Bergerak menuju arah yang tinggi
Bersatu menyambut datangnya matahari 

Sekarang semuanya  terlihat, jelas
Betapa luasnya lautan pasir itu
Hingga mata tak ingin sedikitpun melewatkan
Anugrah Tuhan yang telah di ciptakan.

Gara-gara Belum ke sampean kesana sampe membuat puisi semacam ini :)

Kamis, 21 Juni 2012

Laporan Hasil Wawancara

Laporan Hasil Wawancara

Keterangan:
Tema                        : Cara meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa di kelas.
Pewawancara          : Erwinda Hapsari
Narasumber             : 1. Ibu Dewi, Spd = Guru Matematika
Hari dan tanggal      : Jum’at, 25 Mei 2012

Hasil Wawancara

Pewawancara          : Assalamualaikum, Apa kabar ibu?
Narasumber 1          : Alhamdulilah baik
Pewawancara      : Sebelumnya mohon maaf mengganggu waktunya dan terima kasih karena ibu bersedia di wawancarai. Saya Erwinda Hapsari ingin mewawancarai ibu tentang cara meningkatkan prestasi siswanya di kelas.
                                   Sudah berapa lama ibu mengajar di sekolah ini?
Narasumber 1           : Sudah 5 tahunan.
Pewawancara          : Sebelum mengajar di sini ibu pernah mengajar dimana saja?
Narasumber 1           : Di SMA Taman Harapan Bekasi, di Madrasah Aliyah Negri 6 Jakarta.
Pewawancara          : Apakah setiap sekolah yang ibu ajarin sama ibu ngajar, misalkan Matematika atau Bahasa Indonesia?
Narasumber 1           : Sama Matematika
Pewawancara          : Kalo waktu ibu mengajar itu berapa lama bu, berapa jam?
Narasumber 1           : Paling lama itu 2 jam 120 menit, jadi 3 jam pelajaran 120 menit
Pewawancara      : Bagaimana cara ibu mengajar agar anak-anak tidak bosan untuk mendengarkan ibu ngajar, apalagi pelajaran matematika kan ya anak-anak biasanya pada berisik?
Narasumber 1           : Ya mungkin sebagai guru kita punya trik-trik, dimana agar anak itu tidak bosan, mungkin caranya, kalau game mungin kalau di terapkan di matematika mungkin belum banyak yang ibu dengar. pakai metode-metodenya karena ibu sudah sertifikasi kan di diklat itu diajarkan banyak banget metode jadi metodenya banyak,  jadi di situ ada seperti permainan juga.
Pewawancara          : Apa saja kendala-kendala yang ibu hadapi saat mengajar pelajaran matematika di kelas?
Narasumber 1           : Mungkin kendalanya yang pertama mungkin matematika itu dianggap siswa itu pelajaran yang sulit, jadi yang pertama mungkin minat anak tersebut ya sudah terhadap pelajaran matematika sudah kurang, jadi anak itu sudah tidak ada minatnya duluan dengan pelajaran matematika, yang kedua mungkin konsep dasar matematika mereka masih kurang karena waktu sd atau smpnya  konsep dasarnya kurang jadi itu membuat kendala dalam kegiatan belajar mengajar itu beberapanya seperti itu yang menghalangi dalam kegiatan belajar mengajar  
Pewawancara          : Siapa saja yang berpengaruh dalam prestasi belajar siswa di kelas?
Narasumber 1      : Yang pertama jelas siswa itu sendiri, maksudnya ada kemauan dari siswa itu sendiri untuk memahami misalkan dia tidak suka  untuk memahami, yang kedua jelas gurunya kemampuan guru tersebut juga pengaruh di dalam kelas, yang terakhir jelas orang tua. Jadi ada tiga yang pertama jelas siswa itu sendiri kemudian guru tersebut, yang ketiga jelas lingkungan dirumah
Pewawancara         :Bagaimanakah cara ibu untuk mengetahui atau membedakan misalnya anak itu sudah paham atau belum dalam pelajaran matematika?
Narasumber 1        : Mungkin dengan memberikan latihan, tapi kebanyakan kalau latihan itu perbedaannya sangat tipis untuk menentukan yang paham dengan yang tidak paham, jadi terkadang ibu membuat konsep soal itu dibedakan misalnya soal itu ada dua jenis semakin banyak jenisnya mungkin guru tersebut akan semakin tahu siswa itu paham atau tidak, kalau soalnya disamakan terus latihannya bisa jadi sama semua jawabanya. nah itu yang namanya Menyalin. Mungkin itu kalau menurut ibu ya jadi semakin banyak jenis soal Setiap anak itu dibedakan atau dua jenis soal atau tiga jenis soal jadi bisa melihat kemampuan anak, mempersempit jalan mereka untuk menyalin
Pewawancara          : Kalau misalkan ada siswa yang saat belajar dia ga bisa diem gimana cara mengatasinya?
Narasumber 1         : Mungkin sudah watak anak itu seperti itu ya selama dia tidak membuat keributan ibu tidak melarang mungkin dia ramainya ramai menjawab, selama tidak membuat keributan ibu tidak menegur. Misalnya dia ramai memperhatikan ya ga papa. tapi kalau dia mengganggu siswa yang lain ya itu .  
Pewawancara      : Terima kasih karena ibu mau meluangkan waktu dan memberikan informasi
Narasumber 1           : Sama-sama
Pewawancara          : Sukses selalu buat ibu.
Narasumber 1           : Amin

Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Anak




Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Dalam budaya masyarakat kita saat ini, belum dikatakan lengkap suatu rumah tanpa adanya pesawat televisi didalamnya. Ini membuktikan betapa televisi telah mengalami pergeseran dari yang semula sebagai penyedia informasi kini lebih banyak sebagai media hiburan. Tidak hanya masyarakat perkotaan yang mempunyai tingkat konsumerisme tinggi pada televisi namun masyarakat pedesaan atau pinggiran juga demikian.

Media massa, terutama televisi, merupakan sarana yang sangat efektif untuk mentransfer nilai dan pesan yang dapat mempengaruhi khalayak secara luas. Bahkan televisi dapat membuat orang kecanduan. Interaksi masyarakat, terutama anak-anak terhadap televisi sangat tinggi. Tanpa terbentur dari keluarga kaya atau miskin, korban pertama dari pengaruh televisi adalah anak. Anak di bawah dua tahun (dalam sebuah catatan penelitian sebuah akademi dokter anak di Amerika) yang dibiarkan orangtuanya menonton televisi akan menyerap pengaruh merugikan. Terutama, pada perkembangan otak, emosi, sosial, dan kemampuan kognitif anak. Menonton televisi terlalu dini bisa mengakibatkan proses wiring, proses penyambungan antara sel-sel otak menjadi tidak sempurna. Dari uraian tersebut, terlihat jelas dampak buruk media televisi untuk anak. Apalagi di Indonesia saat ini banyak sekali acara yang tidak mendidik.

Hasil penelitian dari Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA-Kidia) menyebutkan bahwa Kekerasan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sinetron remaja kita. Bentuk kekerasan yang paling banyak ditemui adalah kekerasan psikologis 41% yang diekspresikan secara verbal, diikuti dengan kekerasan fisik 25%. Dari sisi pelaku kekerasan maupun korban kekerasan, tidak terdapat perbedaan yang besar antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan motif terjadinya kekerasan, sebanyak 90% dilakukan secara sengaja / terencana, dan sebagian besar usia pelaku maupun korban adalah remaja. Temuan lain adalah dominasi tema percintaan dalam sinetron remaja yang mencapai sekitar 85%. Ekspresi yang berkaitan dengan seks adalah adegan-adegan di sekitar ‘hubungan seks' yakni sebanyak 57%. Meski adegan yang tersebut hanya secara eksplisit, namun bisa diasumsikan pada adegan hubungan seks yang sebenarnya.

Salah satu dampak negatif televisi adalah perubahan perilaku, karakter, dan mental penontonnya terutama pada anak. Hal ini dikarenakan acara televisi yang disajikan semuanya hampir sama. Salah satunya sinetron yang banyak menampilkan adegan kekerasan, gaya hidup hedonis, seks, ataupun mistik. Jika masyarakat banyak yang kurang setuju dengan pendapat ini, para owner atau pemilik media akan beralasan jika penayangan acara tersebut merupakan permintaan pasar yang dibuktikan dengan tingginya rating. Dengan sistem rating, program-program unggulan (ini juga tak berkait dengan kualitas, melainkan kuantitas nilai jumlah pemirsa) akan menjadi rebutan para pemasang iklan. Dengan begitu industri kapitalis hanya akan berfikir bagaimana memperoleh keuntungan tanpa memperdulikan dampak yang terjadi pada masyarakat khususnya anak-anak.

Untuk mengantisipasi dan membuat orangtua lebih protect terhadap anak yang menonton siaran televisi ialah melalui Media Literacy atau gerakan Melek Media. Livingstone menyebutkan bahwa gerakan media literacy yaitu sebuah gerakan mendidik publik agar mampu manghadapi menghadapi media massa secara bijak dan cerdas. Bijak, artinya mampu memanfaatkan media massa sesuai dengan keperluannya. Cerdas, artinya mampu memilih dan memilah ragam informasi yang memang diperlukan. Tahu mana yang penting, dan mana yang tidak penting atau bahkan berbahaya bagi dirinya maupun lingkungannya. Konsep ini merujuk pada kemampuan khalayak untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi pesan-pesan melalui media dalam berbagai konteks.

Dalam kondisi masyarakat media seperti sekarang, sangat penting untuk mengkaji acara-acara yang boleh dan tidak untuk ditonton. Salah satu kuncinya adalah ketrampilan media literacy. Ketrampilan ini sebenarnya tidak hanya untuk orang tua namun lebih ditekankan pada anak-anak dan remaja. Karena pada usia tersebut anak-anak atau remaja cenderung untuk menirukan tanpa mem-filter terlebih dahulu apa yang mereka lihat.

Blog untuk dunia pendidikan


Adapun kegunaan Blog untuk dunia pendidikan adalah blog sebagai media penyampai informasi dari guru kepada murid atau dosen kepada mahasiswannya,karena blog sifatnya online maka penyampaian informasi diharapkan merata. Serta bagi siswa atau mahasiswa dapat mengirimkan tugas2 kepada guru kapan saja dan dimana saja. Dengan adanya blog dari guru atau dosen  kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
Dengan adanya Blog juga mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/dossen dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
Kiranya seorang guru perlu nge-blog, kenapa? Karena blog adalah media yang paling OK disamping untuk menambah wawasan sekaligus untuk eksistensi diri.
  1. Menuliskan apapun tentang kegiatan di sekolah seperti; menceritakan kegiatan belajar yang menyenangkan bersama murid-murid, menceritakan inovasi dalam metode mengajar yang memang menarik minat dan bisa jadi contoh bagi guru-guru yang lain untuk dipraktekkan di kelas mereka, menuliskan uneg-uneg akan protes kebijakan sekolah selain jadi bahan melepas stres juga bisa sebagai ancang-ancang berargumen dengan kepala sekolah/kepala yayasan.
  2. Bisa menjadi cermin evaluasi diri karena tulisan-tulisan kita juga dikomentari oleh berbagai orang dengan berbagai sudut pandang sehingga kita juga belajar memahami berbagai karakter orang dan sudut pandang seseorang menyikapi masalah.
  3. Menguji kualitas tulisan-tulisan. Posting sebuah tulisan di blog. Kalau banyak orang yang menyukainya, maka sukses jadi penulis yang berbakat. Jika tak ada yang suka, berarti harus belajar lebih giat lagi untuk membuat tulisan yang menarik. Intinya, aktivitas blogging bisa menjadi sarana yang sangat jitu untuk mengevaluasi kualitas dan kemampuan.
  4. Bisa menjadi ajang sosialisasi dan menyusun kekuatan opini apalagi dengan teknologi sindikasi berita, link dan mesin pencari sekarang.
  5. Siapa tahu curhat, opini, dan protes-protes selama yang ditulis bisa jadi buku, sekaligus jadi pendapatan sampingan.