Asumsi
merupakan sebuah anggapan, dugaan, pikiran yang dianggap benar untuk sementara
sebelum ada kepastian.
Ilmu menganggap bahwa objek-objek empiris yang menjadi bidang penelaahannya
mempunyai sifat keragaman, memperlihatkan sifat berulang dan semuanya
jalin-menjalin secara teratur. Sesuatu peristiwa tidaklah terjadi secara
kebetulan namun tiap peristiwa mempunyai pola tetap yang teratur. Bahwa hujan
diawali dengan awan tebal dan langit mendung, hal ini bukanlah merupakan suatu
kebetulan tetapi memang polanya sudah demikian. Kejadian ini akan berulang
dengan pola yang sama. Alam merupakan suatu sistem yang teratur yang tunduk
kepada hukum-hukum tertentu.
Secara
lebih terperinci ilmu mempunyai tiga asumsi mengenai objek empiris.
1. Asumsi pertama menganggap
objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam hal
bentuk, struktur, sifat dan sebagainya. Berdasarkan ini maka kita dapat
mengelompokkan beberapa objek yang serupa ke dalam satu golongan. Klasifikasi merupakan
pendekatan keilmuan yang pertama terhadap objek-objek yang ditelaahnya dan
taxonomi merupakan cabang keilmuan yang mula-mula sekali berkembang. Konsep
ilmu yang lebih lanjut seperti konsep perbandingan (komparatif) dan kuantitatif
hanya dimungkinkan dengan adanya taxonomi yang baik.
2. Asumsi yang kedua adalah anggapan
bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.
Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari tingkah laku suatu objek dalam suatu
keadaan tertentu. Kegiatan ini jelas tidak mungkin dilakukan bila objek selalu
berubah-ubah tiap waktu. Walaupun begitu tidak mungkin kita menuntut adanya
kelestarian yang absolut, sebab alam perjalanan waktu tiap benda akan mengalami
perubahan. Oleh sebab itu ilmu hanya menuntut adanya kelestarian yang relatif,
artinya sifat-sifat pokok dari suatu benda tidak berubah dalam jangka waktu
tertentu. Tercakup dalam pengertian ini adalah pengakuan bahwa benda-benda
dalam jangka panjang akan mengalami perubahan dan jangka waktu ini berbeda-beda
untuk tiap benda.
3. Determinisme merupakan asumsi
ilmu yang ketiga. Kita menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian
yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat
tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama. Namun seperti juga dengan asumsi
kelestarian, ilmu tidak menuntut adanya hubungan sebab akibat yang mutlak
sehingga suatu kejadian tertentu harus selalu diikuti oleh suatu kejadian yang
lain. Ilmu tidak mengemukakan bahwa X selalu mengakibatkan Y, melainkan
mengatakan X mempunyai kemungkinan (peluang) yang besar untuk mengakibatkan
terjadinya Y. Determinisme dalam pengertian ilmu mempunyai konotasi yang
bersifat peluang (probabilistik).
nice blog.. :)
BalasHapus